Bank BJB

Bank BJB memiliki sejarah panjang di Indonesia. Dimulai dari tahun 1915, De EeWrste Nederlandsche-Indische Spaarkas en Hyphoteekbank (DENIS, 1915) didirikan. DENIS merupakan salah satu bank tabungan dan hipotik di masa Hindia Belanda.

Sejarah BPD Jabar

Pada tahun 1961 DENIS dinasionalisasi dan berubah nama menjadi PT Bank Karja Pembangunan Daerah Djawa Barat. Mengikuti perkembangan peraturan mengenai bank pembangunan daerah berdasarkan Undang-Undang No. 13 tahun 1962 bentuk hukumnya berubah menjadi PD Bank Karya Pembangunan Daerah Jawa Barat berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat No. 11/PD-DPRD/1972 tertanggal 27 Juni 1972. Selanjutnya melalui Peraturan Daerah Propinsi Jawa Barat No. 1/DP-040/PD/1978 tanggal 27 Juni 1978, nama PD. Bank Karya Pembangunan Daerah Jawa Barat berubah menjadi BPD Jabar (Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat).

Pada tahun 1992 operasi Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat meningkat menjadi Bank Umum Devisa berdasarkan SK Direktur BI Nomor 25/84/KEP/DIR bertanggal 2 November 1992. Dan mengalami perubahan sebutan menjadi Bank Jabar melalui Perda No. 11 tahun 1995. Demi mengikuti perkembangan perekonomian dan perbankan, melalui Perda No. 22 Tahun 1998, sejak 16 April 1999 bentuk hukum Bank Jabar diubah dari Perusahaan Daerah (PD) menjadi Perseroan Terbatas (PT).

Bank Jabar Konvensional dan Syariah

Untuk memenuhi permintaan masyarakat terhadap jasa layanan perbankan syariah, maka dengan izin Bank Indonesia No. 2/18/DpG/DPIP tanggal 12 April 2000, sejak 15 April 2000 Bank Jabar menjadi Bank Pembangunan Daerah pertama di Indonesia yang memiliki program dual banking system dengan cara memberikan layanan perbankan dengan sistem konvensional dan dengan sistem syariah.

Bank Jabar Banten

Berdasarkan Hasil RUPS Luar Biasa BPD Jabar tertanggal 3 Juli 2007 di Bogor, sesuai dengan Surat Keputusan Gubernur Bank Indonesia No. 9/63/KEP.GBI/2007 tanggal 26 November 2007 tentang Perubahan Izin Usaha Atas Nama PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat menjadi Izin Usaha Atas Nama PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten serta SK Direksi Nomor 1065/SK/DIR-PPN/2007 tanggal 29 November 2007 maka nama perseroan berubah menjadi PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten dengan sebutan Bank Jabar Banten. Tahun 2010 menjadi tahun yang sangat bersejarah bagi Bank BJB, ada beberapa peristiwa penting. Unit usaha syariah dipisahkan dengan konvensional (spin-off). Dan sebutan Bank Jabar Banten berubah menjadi Bank BJB.

Di tahun 2010 Bank BJB juga mencatatkan saham perdananya (IPO) di Bursa Efek Indonesia (BEI). Menurut press release Bank BJB kepemilikan saham Bank BJB sebagai berikut: Pemda Provinsi Jawa Barat (38,26%), Pemda Provinsi Banten (5,37%), Pemda Kota – Kabupaten Se-Jawa Barat (23,61%), Pemda Kota-Kabupaten Se-Banten (7,76%) dan Publik (25%).

Visi dan Misi Bank BJB

Arti dari logo Bank BJB sebagai berikut: bank bjb adalah sebuah akronim, menggambarkan sifat kesederhanaan dan sifat modern masyarakat dimana bank bjb akan berbakti. Pemilihan nama bank bjb hadir sebagai akronim dari Bank Jabar Banten yang lebih modern, transenden, inklusif, dan telah dikenal oleh masyarakat luas. Bentuk sayap pada logo bank bjb melambangkan lengan yang menjangkau jauh untuk memberikan pelayanan yang terbaik kepada nasabah, share holder dan seluruh masyarakat.

Visi Bank BJB : Menjadi 10 bank terbesar dan berkinerja baik di Indonesia. Sedangkan Misi Bank BJB adalah: Penggerak dan Pendorong Laju Perekonomian Daerah. Melaksanakan Penyimpanan Uang Daerah. Salah Satu Sumber Pendapatan Asli Daerah.

Sebagai inovasi layanan, nasabah dapat memiliki fasilitas Kartu ATM/Debit Visa Bank BJB setelah memiliki rekening-rekening simpanan tabungan dan/atau giro yang merupakan simpanan perorangan dalam mata uang rupiah. Kartu Debit Visa Bank BJB dapat digunakan nasabah untuk bertransaksi di seluruh jaringan yang memiliki logo Visa di seluruh dunia, baik pada ATM maupun menggunakan mesin EDC yang memiliki logo Visa. Demikianlah profil Bank BJB dari awal berdiri hingga sekarang. Semoga Bank BJB menjadi penggerak dan pendorong lajunya perekonomian Jawa Barat dan Banten.